Senin, 16 November 2015

Bahasa Indonesia 1

Ada Pepatah Mengatakan "Bahasa Lebih Tajam Dari sebilah Pedang". Artinya


Pengertian bahasa sendiri yaitu merupakan alat komunikasi yang merupakan system lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap, dan saya dapat menyimpulkan maksud pribahsa yang mengatakan bahwa bahasa lebih tajam dari sebilah pedang adalah segala tuturkata yang terucap secara sengaja atau tidak sengaja yang dapat menimbulkan ketidaksamaan makna hingga dapat menimbulkan luka dihati pendengarnya.
Hanya dengan sekejab kita dapat membuat luka dihati orang lain yang mungkin takan terlupakan hanya dengan sepatah kata yang terucap .Sehingga kita harus berfikir sebelum kita mengungkapkan apa yang ingin kita ungkapkan agar tidak melukai hati seseorang karena ucapan anda bisa menjadi senjata yang akan menyerang anda sendiri.

Penggunaan bahasa Indonesia di kalangan masyarakat / keluarga


Indonesia mempunyai bahasa daerah kurang lebih berjumlah 746 bahasa, dan hanya punya bahasa pemersatu, bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia. Tetapi Bahasa Indonesia itu sendiri yang sesuai EYD hanya dipakai untuk penulisan seperti karya ilmiah,proposal, skripsi, dan lain lain. Untuk di kalangan keluarga bahasa yang biasa digunakan adalah bahasa daerah masing-masing.
Penggunaan bahasa Indonesia di kalangan masyarakat jarang ada yang menggunakannya dengan baik, bahkan mungkin tidak ada. Karena jika dilakukan untuk berkomunikasi secara verbal dan menggunakan penggunaan bahasa yang sesuai EYD dianggap kaku dan aneh. Maka dari itu masyarakat menggunakan bahasa yang sudah biasa mereka gunakan dengan pergaulannya masing-masing.
Tidak sedikit juga dari mereka yang menggunakan bahasa pergaulannya dengan benar alias berantakan. Untuk kalangan muda banyak yang menggunakan bahasa pada sosial media seperti facebook, twitter, dan lain lain dengan menggabungkan huruf dan angka, dan mengkombinasikan katanya dengan huruf besar dan kecil yang orang-orang sebut dengan bahasa alay.

Kelemahan dan Kelebihan penggunaan bahasa Indonesia

Kelebihan :

  • Bisa digunakan untuk membuat tulisan, karya ilimiah, proposal, skripsi, dan lain lain.
  • Bisa berkomunikasi dengan baik dan benar
  • Bahasanya lebih terstruktur dari bahasa-bahasa di negara lain
  • Karena Bahasa Indonesia sudah diakui di banyak negara, maka banyak negara yang mulai menggunakan bahasa ini, bahkan kurang lebih di 45 negara seperti Australia, Kanada, bahkan Amerika sudah mulai ada yang mengajarkan bahasa Indonesia.

Kekurangan :

  • Bahasa ini termasuk bahasa yang sulit dipelajari, karena itu bahasa Indonesia merupakan bahasa yang tersulit ke-3 di Asia
  • Ada ungkapan-ungkapan yang digunakan seperti meja hijau, hati, tangan kanan, sehingga kita harus memahami apa arti ungkapan tersebut
  • Banyaknya aturan-aturan dalam berbahasa yang baik dan benar, baik dalam berbicara maupun penulisan. Misalnya seperti penggunaan EYD, penulisan kalimat yang baku, penggunaan kalimat majemuk, dan lain-lain.

NAMA    :ARDIANSYAH
NPM        :11113245
KELAS    :3KA27

Selasa, 26 Mei 2015

Teori Organisasi Umum 2 tugas kelompok

PERTEMUAN 9 DAN 10
TUGAS KELOMPOK
ANGOTA KELOMPOK :
ARDIANSYAH (11113245)
JOVAN REGI  (14113696)

Desain dan struktur organisasi 

A. DIMENSI STRUKTUR ORGANISASI

     Empat desain keputusan (pembagian kerja, pendelegasian kewenangan, pembagian departemen, dan rentang kendali) menghasilkan struktur organisasi, Para peneliti dan praktisi manajemen berusaha untuk mengembangan pemahaman mengenai hubungan antar struktur dan kinerja, sikap, keefektifan, dan variabel lainnya. Secara umum, gambaran mengenai struktur meliputi formalisasi, sentralisasi, dan kerumitan.
  1. Formalisasi
    Formalisasi mengacu derajat dimana segala harapan mengenai cara dan tujuan pekerjaan dirumuskan, ditulis dan diberlakukan. Suatu organisasi yang sangat formal, akan memuat prosedur dan aturan yang ketat dalam setiap kegiatan / pekerjaan di dalam organisasi. Dengan demikian, semakin formal suatu organisasi, maka semakin ketat pula aturan dan prosedur kerja. Formalisasi merupakan hasil dari spesialisasi kerja yang tinggi, pendelegasian kewenangan yang tinggi, pembagian departemen berdasarkan fungsi, dan luasnya rentang kendali.
  2. Sentralisasi
    Sentralisasi merupakan dimensi struktur organisasi yang mengacu pada derajat dimana kewenangan untuk mengambil keputusan dikuasai oleh manajemen puncak. Hubungan sentralisasi dengan empat desain keputusan adalah sebagai berikut : Semakin tinggi spesialisasi kerja, semakin besar sentralisasi, Semakin sedikit kewenangan yang didelegasikan, semakin besar sentralisasi, Semakin besar penggunaan departemen berdasarkan fungsi, semakin besar sentralisasi, Semakin luas rentang kendali, semakin besar sentralisasi.
  3. Kerumitan
    Kerumitan (complexity) adalah suatu struktur organisasi yang mengacu pada jumlah pekerjaan atau unit yang berbeda dalam organisasi.

B. DEPARTEMENTALISASI

     Departementalisasi adalah proses penentuan cara bagaimana kegiatan yang dikelompokkan. Beberapa bentuk departementalisasi sebagai berikut :
  1. Fungsi
  2. Produk atau jasa
  3. Wilayah
  4. Langganan
  5. Proses atau peralatan
  6. Waktu
  7. Pelayanan
  8. Alpa-numeral
  9. Proyek atau matriks

     Departementalisasi fungsional mengelompokkan fungsi – fungsi yang sama atau kegiatan – kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Organisasi fungsional ini barangkali merupakan bentuk yang paling umum dan bentuk dasar departementalisasi.
     Kebaikan utama pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi- funsi utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan pegawai manajemen kepuncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi.
     Pendekatan fungsional mempunyai berbagi kelemahan. struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inofatif.
      Departementalisasi Divisional :Organisasi Divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan. Struktur organisasi divisional atas dasar produk. setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk).
     Divisionalisasi produk adalah pola logika yang dapat diikuti bila jenis-jenis produk mempunyai teknologi pemrosesan dan metode-metode pemasaran yang sangat berbeda satu dengan yang lain dalam organisasi. Sturktur organisasi divisional atas dasar wilayah. Departementalisasi wilayah , kadang-kadang juga disebut depertementalisasi daerah , regional atau geografis , adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan menurut tempat dimana operasi berlokasi atau dimana satuan-satuan organisasi menjalankan usahanya.

C. MODEL-MODEL DESAIN ORGANISASI

     Pada penerapannya, model desain orgranisasi terdiri dari 2 model, yaitu Desain organisasi Mekanistik dan Desain organisasi orgranik.
  1. Desain Organisasi Mekanistik.
    Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan.
    Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa, aman, dan ekonomik melalui perasaan takut dan sanksi.
    Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke bawah dan cenderung terganggu tidak akurat.
    Proses interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas tujuan dan metode departemental.
    Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat atas, keputusan Relatif.
    Proses penyusun tujuan dilakukan di tingat puncak original, tanpa mendorong adanya partisipasi kelompok.
    Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan.
  2. Desain Orgranisasi Orgranik.
    Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara atasan dan bawahan dalam segala persoalan.
    Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi.
    Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
    Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat mempengaruhi tujuan dan metode partemental.
    Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok.
    Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis.
    Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan pengendalian diri.

Desain organisasi yang efektif tidak dapat berpedoman pada teori sebagai satu cara terbaik melainkan manajer harus menerima sudut pandang bahwa desain mekanistik atau desain organik lebih efektif bagi organisasi atau sub-sub untit di dalamnya.

D. IMPLIKASI MANAJERIAL DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI

Dapat menghasilkan struktur atau susunan yang berkualitas didalam suatu organisasi, karena ada teori yang mengatakan posisi adalah kualitas maka setiap orang yang menempati posisi yang ia kuasai dalam suatu organisasi akan menghasilkan kontribusi besar dalam suatu organisasi tersebut. itulah alasan mengapa diperlukan implikasi manajerial desain dan struktur organisasi.

-sumber
1.http://nonasakurahanami.blogspot.com/2012/11/desain-dan-struktur-organisasi_6.html
2.http://philipus-k-s-fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail-68321-Umum-Penataan%20Struktur%20dan%20Desain%20Organisasi.html
3.http://raitosun.blogspot.com/2012/03/model-desain-organisasi.html
4. https://duniatugasasri.wordpress.com/2013/06/11/dimensi-struktur-organisasi/

silahkan download file-nya disini

PERTEMUAN 11 DAN 12
TUGAS KELOMPOK
ANGOTA KELOMPOK :
ARDIANSYAH (11113245)
JOVAN REGI  (14113696)

PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI

A. PENGERTIAN PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI

PENGERTIAN PERUBAHAN ORGANISASI

     Pengertian Perubahan Organisasi adalah suatu variasi dari cara-cara yang telah mapan,yang selama ini berlangsung dalam organisasi dan dipergunakan serta ditaati oleh anggota organisasi dalam melakukan aktivitasnya dan berbeda dari apa yang selama ini ada dan telah berlaku dalam organisasi.
     Pengertian Pengembangan Organisasi adalah suatu pendekatan sistematik, terpadu dan terencana untuk meningkatkan efektivitas organisasi serta memecahkan masalah-masalah (seperti kutrangnya kerja sama/koperasi, desentralisasi yang berlebihan dan kurang cepatnya komunikasi dan sebagainya) yang merintangi efisiensi pengoperasian pada semua tingkatan.

PENGERTIAN PENGEMBANGAN ORGANISASI

     Pengembangan organisasi merupakan proses terencana untuk mengembangkan kemampuan organisasi dalam kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berubah, sehingga dapat mencapai kinerja yang optimal yang dilaksanakan oleh seluruh anggota organisasi. Pengembangan Organisasi merupakan program yang berusaha meningkatkan efektivitas keorganisasian dengan mengintegrasikan keinginan individu akan pertumbuhan dan perkembangan dengan tujuan keorganisasian.

B. LANGKAH-LANGKAH PERUBAHAN ORGANISASI

Langkah langkah dalam mewujudkan perubahan organisasi, Langkah tersebut terdiri dari :
  1. Mengadakan Pengkajian
         Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap organisasi apapun tidak dapat menghindarkan diri dari pengaruh daripada berbagai perubahan yang terjadi di luar organisasi. Perubahan yang terjadi di luar organisasi itu mencakup berbagai bidang, antara lain politik, ekonomi, teknologi, hukum, sosial budaya dan sebagainya. Perubahan tersebut mempunyai dampak terhadap organisasi, baik dampak yang bersifat negatif maupun positif. Dampak bersifat negatif apabila perubahan itu menjadi hambatan bagi kelancaran, perkembangan dan kemajuan organisasi. Dampak bersifat positif apabila perubahan itu dapat memperlancar kegiatan, perkembangan dan kemajuan organisasi atau dalam bentuk kesempatan-kesempatan baru yang tidak tersedia sebelumnya.
  2. Mengadakan Identifikasi
          Yang perlu diidentifikasi adalah dampak perubahan perubahan yang terjadi dalam organisasi. Setiap faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan organisasi harus diteliti secara cermat sehingga jelas permasalahannya dan dapat dipecahkan dengan tepat.
  3. Menetapkan Perubahan
         Sebelum langkah-langkah perubahan diambil, pimpinan organisasi harus yakin terlebih dahulu bahwa perubahan memang harus dilakukan, baik dalam rangka meningkatkan kemampuan organisasi maupun dalam rangka mempertahankan eksistensi serta pengembangan dan pertumbuhan organisasi selanjutnya.
  4. Menentukan Strategi
         Apabila pimpinan organisasi yakin bahwa perubahan benar-benar harus dilakukan maka pemimpin organisasi haru segera menyusun strategi untuk mewujudkannya.
  5. Melakukan Evaluasi
        Untuk mengetahui apakah hasil dari perubahan itu bersifat positif atau negatif, perlu dilakukan penilaian. Apabila hasil perubahan sesuai dengan harapan berarti berpengaruh postif terhadap organisasi, dan apabila sebaliknya berarti negatif.
    Sikap dalam menghadapi perubahan lingkungan:
    Mengadakan perubahan struktur organisasi.
    Mengubah sikap & perilaku pegawai.
    Mengubah tata aliran kerja.
    Mengubah peralatan kerja.
    Mengubah prosedur kerja.
    Mengadakan perubahan dalam hubungan kerja antar personel.

C.  PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI

     Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui 4 tahapan berikut ini.
Tahap 1 : Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
Perencanaan dimulai dengankeputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja.Tanpa rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber daya sumberdayanya secara tidak efektif.
Tahap 2 : merumuskan keadaan saat ini
Pemahaman akan posisi perusahaansekarang dari tujuan yang hendak di capai atau sumber daya-sumber daya yang tersediauntuk pencapaian tujuan adalah sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkutwaktu yang akan datang. Hanya setelah keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencanadapat dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua inimemerlukan informasi-terutama keuangan dan data statistik yang didapat melaluikomunikasi dalam organisasi.
Tahap 3 : mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan
Segala kekuatan dankelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasikan untuk mengukurkemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intren dan ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya,atau yang mungkin menimbulkan masalah. Walau pun sulit dilakukan, antisipasi keadaan,masalah, dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di waktu mendatang adalahbagian esensi dari proses perencanaan.
Tahap 4 : mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaiantujuan
Tahap terakhir dalam proses perncanaan meliputi pengembangaan berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatif-alternatif tersebut danpemilihan alternatif terbaik (paling memuaskan) diantara berbagai alternatif yang ada.

D. IMPLIKASI MANAJERIAL

     Pada bagian ini peneliti menyajian bergagai implikasi kebijakan yang dapat dihubungkan dengan temuan-temuan yang dihasilkan dalam penelitian ini. Implikasi manajerial memberikan kontribusi praksis bagi manajemen

Referensi:
- https://dadangpramono.wordpress.com/2013/10/27/perubahan-dan-perkembangan-organisasi/
- http://lista.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/22305/P+12+perubahan-pengembangan-organisasi.pdf.
- http://bondynamikaze.blogspot.com/2013/01/faktor-faktor-perubahan-organisasi.html
- https://permadiputra.wordpress.com/2012/11/26/perubahan-dan-perkembangan-organisasi/

silahkan download file-nya disini

KEPEMIMPINAN

KEPEMIMPINAN

TEORI DAN ARTI PENTING KEPEMIMPINAN

     Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi.Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
      Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas.[3] Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.

TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN

     Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa segi antara lain : Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan Kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin dan kepemimpinan selalu diperlukan dalam setiap masa. Sebab-sebab munculnya pemimpin Ada beberapa sebab seseorang menjadi pemimpin, antara lain :
  • Seseorang ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin. Seseorang menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri.

     Seseorang menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, lingkungan dan kemampuan.

1. Teori-teori dalam Kepemimpinan

  • Teori Sifat
         Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. 
    Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah:
    • pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan;
    • sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif;
    • kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
  • Teori Perilaku
         Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:

    • Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.
    • Berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi lain,
  • Teori Situasional
         Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah

    • Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
    • Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
    • Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
    • Norma yang dianut kelompok;
    •  Rentang kendali;
    • Ancaman dari luar organisasi;
    • Tingkat stress;
    • Iklim yang terdapat dalam organisasi

TIPOLOGI KEPEMIMPINAN

     Dalam praktiknya, dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut berkembang beberapa tipe kepemimpinan; di antaranya adalah sebagian berikut (Siagian,1997).

  1. Tipe Otokratis.
         Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, Dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
  2. Tipe Militeristis
         Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
  3. Tipe Paternalistis.
          Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective), jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.
  4. Tipe Karismatik.
         Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F Kennedy adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih muda pada waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng”.
  5. Tipe Demokratis.
         Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

     Secara implisit tergambar bahwa untuk menjadi pemimpin tipe demokratis bukanlah hal yang mudah. Namun, karena pemimpin yang demikian adalah yang paling ideal, alangkah baiknya jika semua pemimpin berusaha menjadi seorang pemimpin yang demokratis.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPEMIMPINAN

     Dalam melaksanakan tugas kepemimpinan mempengaruhi orang atau kelompok menuju tujuan tertentu, kita pemimpin, dipengaruhi oleh beberapa factor. Factor-faktor itu berasal dari diri kita sendiri, pandangan kita terhadap manusia, keadaan kelompok dan situasi waktu kepemimpina kita laksanakan. Orang yang memandang kepemimpinan sebagai status dan hak untuk mendapatkan fasilitas, uang, barang, jelas akan menunjukkan praktek kepemimpinan yang tidak sama dengan orang yang mengartikan kepemimpinan sebagai pelayanan kesejahteraan orang yang dipimpinnya. Factor-faktor yang berasal dari kita sendiri yang mempengaruhi kepemimpinan kita adalah pengertian kita tentang kepemimpinan, nilai atau hal yang kita kejar dalam kepemimpinan, cara kita menduduki tingkat pemimpin dan pengalaman yang kita miliki dalam bidang kepemimpinan.

Menurut Hadari (2003;70) menjelaskan bahwa unsur-unsur dalam kepemimpinan adalah
  1. Adanya seseorang yang berfungsi memimpin, yang disebut pemimpin (leader).
  2. Adanya orang lain yang dipimpin
  3. Adanya kegiatan yang menggerakkan orang lain yang dilakukan dengan mempengaruhi dan pengarahkan perasaan, pikiran, dan tingkah lakunya
  4. Adanya tujuan yang hendak dicapai dan berlangsung dalam suatu proses di dalam organisasi, baik organisasi besar maupun kecil.

     Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan Davis menyimpulkan ada empat faktor yang mempengaruhi kepemimpinan dalam organisasi, yaitu :
  1. Kecerdasan : seorang pemimpin harus mempunyai kecerdasan yang melebihi para anggotanya • Kematangan dan keluasan sosial(Social manutary and breadth) : seorang pemimpin biasanya memiliki emosi yang stabil, matang, memiliki aktivitas dan pandangan yang ckup matang
  2. Motivasi dalam dan dorongan prestasi(Inner motivation and achievement drives) : dalam diri seorang pemimpin harus mempunyai motivasi dan dorongan untuk mencapai suatu tujuan
  3. Hubungan manusiawi : pemimpin harus bisa mengenali dan menghargai para anggotanya Menurut Greece, di dalam suatu organisasi, hubungan antara bawahan dengan pimpinan bersifat saling

IMPLIKASI MANAJERIAL KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

     Teori dikemukakan oleh Robert K. Blake dan Jane S. Mouton yang membedakan dua dimensi dalam kepemimpinan, yaitu “concern for people” dan “concern for production”. Pada dasarnya teorimanagerial grid ini mengenal lima gaya kepemimpinan yang didasarkan atas dua aspek tersebut, yaitu :
  • Improvised artinya pemimpin menggunakan usaha yang paling sedikit untuk menyelesaikan tugas tertentu dan hal ini dianggap cukup untuk mempertahankan organisasi.
  • Country Club artinya kepemimpinann didasarkan kepada hubungan informal antara individu artinya perhatian akan kebutuhan individu dengan persahabatan dan menimbulkan suasana organisasi dan tempo kerja yang nyaman dan ramah.
  • Team yaitu kepemimpinan yang didasarkan bahwa keberhasilan suatu organisasi tergantung kepada hasil kerja sejumlah individu yang penuh dengan pengabdian dan komitmen. Tekanan untama terletak pada kepemimpinan kelompok yang satu sama lain saling memerlukan. Dasar dari kepemimpinan kelompok ini adalah kepercayaan dan penghargaan.
  • Task artinya pemimpin memandang efisiensi kerja sebagai factor utama keberhasilan organisasi. Penampilan terletak pada penampilan individu dalam organisasi.
  • Midle Road artinya kepemimpinan yang menekankan pada tingkat keseimbangan antara tugas dan hubungan manusiawi , dengan kata lain kinerja organisasi yang mencukupi dimungkinkan melalui penyeimbangan kebutuhan untuk bekerja dengan memelihara moral individu pada tingkat yang memuaskan.

Implikasi Terhadap Sistem Komunikasi Organisasi

    Dalam teori manajerial grid terdapat dua orientasi yang dijadikan ukuran yaitu berfokus pada manusia dan pada tugas. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya hubungan antar individu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepada bawahan. Sebagai seorang pemimpin, bertugas memberikan arahan serta bimbingan terhadap bawahannya, sehingga mereka dapat mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Implikasi teori ini terhadap system komunikasi organisasi adalah bahwa teori ini memandang pentingnya komunikasi dalam menjalankan kepemimpinan dengan lima gaya yang berbeda dari para pemimpin. Adanya orientasi terhadap dua aspek tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan dalam organisasi harus memperhatikan hubungan antar individu satu dengan lainnya sebagai motivasi dalam mengerjakan tugas. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu terjun diberbagai kalangan baik itu dengan para pimpinan lainnya, maupun dengan bawahan sebagai asset berharga organisasi. Semua ini terjalin apbila pemimpin tersebut memiliki pendekatan perilaku yang baik. Hal ini membutuhkan komunikasi yang efektif.
     Menurut Blake dan Mouton, gaya kepemimpinan team merupakan gaya kepemimpinan yang paling disukai. Kepemimpinan gaya ini berdasarkan integrasi dari dua kepentingan yaitu pekerjaan dan manusia. Pada umumnya, kepemimpinan gaya team berasumsi bahwa orang akan menghasilkan sesuatu apabila mereka memperoleh kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang berarti. Selain itu, dalam kepemimpinan gaya team terdapat kesepkatan untuk melibatkan anggota organisasi dalam pengambilan keputusan dengan maksud mempergunakan kemampuan mereka untuk memperoleh hasil yang terbaik yang mungkin dapat dicapai.

REFERENSI :
http://blog.sivitas.lipi.go.id 

silahkan download filenya disini

Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi

Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi

Difinisi dan  Dasar pengambilan keputusan

   Keputusan adalah suatu tindakan pemilihan dimana pimpinan /manajer menentukan suatu kesimpulan tentang apa yang harus dilakukan atau tidak dilakukan dalam situasi tertentu. Keputusan ini dinyatakan dalam suatu bentuk kata-kata yang dirumuskan dalam suatu peraturan, perintah, intruksi, kebijakan dan dalam bentuk apa saja yang dikehendaki pimpinan. Dalam proses penyelesaian masalah manajer terlibat dalam pembuatan keputusan, yaitu tindakan memilih diantara berbagai alternative solusi pemecahan masalah. Untuk mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajeman dibutuhkan informasi yang berguna dengan tipe informasi yang berbeda untuk setiap tingkatan manajemen. Manajemen tingkat bawah, tipe informasinya lebih inci dan detail karena informasi tersebut digunakan untuk pengendalian operasi, sedangkan untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatannya, tipe informasinya semakin tersaring atau lebih ringkas.
    Ada beberapa pengertian pengambilan keputusan menurut para ahli yaitu :
  • Max (1972), Decision Making is commanly difined as choosing from among alernatives (pengambilan keputusan merupakan pemilihan dari beberapa alternatif).
  • Shull (1970:67) mengemukakan bahwa pengambilan keputusan merupakan proses kesadaran manusia terhadap fonumena individual maupun sosial berdasarkan kejadian faktual dan nilai pemikiran, yang mencakup aktivitas perilaku pemilihan satu atau bebrapa alternatif sebagai jalan keluar untuk memecahkan masalah yang dihadapi.George R Terry dalam Igbal Hasan (2002:9), Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
  • S.P Siagian dalam Iqbal Hasan (2002:10), Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi  dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.

   Dari beberapa pengertian pengambilan keputusan di atas  dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah sebuah hasil dari pemecahan masalah, jawaban dari suatu pertanyaan sebagai hukum situasi, dan merupakan pemilihan dari salah satu alternatif-alternatif yang ada, serta pengakhiran dari  proses pemikiran tentang masalah atau problema yang dihadapi, adapun hasil dari pengambilan keputusan adalah keputusan(decision) .
Teori pengambilan keputusan menekankan bahwa terdapat tujuh langkah yang harus ditempuh, yaitu:
  1. Identifikasi permasalahan yang dihadapi
        Ada ungkapan yang mengatakan bahwa suatu “permasalahan yang sudah dikenali hakikatnya dengan tepat sesungguhnya sudah separo terpecahkan.” Ungkapan ini mempunyai tiga implikasi, yaitu:
    • Bahwa mutlak perlu mengenali secara mendasar situasi problematik yang menimbulkan ketidakseimbangan dalam kehidupan organisasi atau perusahaan.
    • Pengenalan secara mendasar berarti “akar” penyebab timbulnya ketidakseimbangan harus digali sedalam-dalamnya.
    • Mengambil keputusan tidak boleh puas hanya dengan diagnosis gejala-gejala yang segera tampak. Jika hanya gejala yang diidentifikasikan, sangat mungkin “terapinya” pun hanya mampu menghilangkan gejala tersebut. Padahal yang harus dihilangkan adalah “sumber penyakitnya”.
  2. Pengumpulan data
    Berangkat dari pandangan bahwa pengambilan keputusan memerlukan dukungan informasi yang lengkap, mutakhir, dapat dipercaya, dan diolah dengan baik. Berarti bahwa dalam pengumpulan data ada tiga hal yang mutlak mendapat perhatian, yaitu:
    • Pentingnya menggali data dari semua sumber yang layak digali, baik secara internal maupun secara eksternal. Dari segi inilah harus dilihat pentingnya akses bagi para pengolah data terhadap semua sumber data.
    • Pentingnya untuk menjamin bahwa data yang dikumpulkan relevan dengan permasalahan yang hendak diatasi.
    • Bahwa mutu data yang dikumpulkan haruslah setinggi mungkin sehingga informasi yang dihasilkan akan bermutu tinggi pula.
  3. Analisis data
    Analisis data harus mampu menunjukkan berbagai alternatif yang mungkin ditempuh untuk memecahkan masalah. Oleh karena itu, analisis data diarahkan pada pembentukan persepsi yang sama diantara berbagai pihak tentang arti data yang dimiliki, dengan demikian memberikan interpretasi yang sama tentang data tersebut.
  4. Analisis berbagai alternatif
    Salah satu tantangan yang dihadapi dalam mengambil keputusan ialah menemukan jawaban yang paling tepat terhadap pertanyaan: Apakah dalam mengambil keputusan harus selalu terdapat berbagai alternatif? Pertanyaan ini penting karena jika seorang pengambil keputusan dihadapkan kepada hanya satu alternatif dan ia memutuskan untuk menggunakan alternatif tersebut, yang bersangkutan sudah mengambil keputusan. Bahkan teori pengambilan keputusan mengatakan bahwa jika seseorang memutuskan untuk tidak mengambil keputusan, tindakannya itu adalah pengambilan keputusan juga.
  5. Pemilihan alternatifJika dilakukan dengan cermat, analisis berbagai alternatif akan “memberi petunjuk” tentang alternatif yang sebaiknya digunakan karena akan membuahkan solusi yang paling efektif. Alternatif di pilih dengan demikian, merupakan alternatif yang tampaknya paling baik. Pengalaman mengambil keputusan di masa lalu dan keyakinan bahwa keputusan yang diambil adalah keputusan yang terbaik.
  6. Implementasi (pelaksanaan)Apakah alternatif yang dipilih merupakan pilihan yang terbaik atau tidak diuji pada waktu digunakan dalam arti mampu tidaknya menghilangkan situasi permasalahan dan apakah permasalahan yang dihadapi tersebut dapat dipecahkan secara efektif atau tidak.
  7. Evaluasi (penilaian)
    Hasil pelaksanaan memerlukan penilaian yang objektif, rasional dan berdasarkan tolok ukur yang baku. Seperti dimaklumi, hasil penilaian dapat menunjukkan bahwa hasil yang di capai melampaui harapan, sekedar sesuia dengan sasaran atau kurang dari sasaran. Kesemuanya itu menjadi bahan penting dalam mengelola organisasi atau perusahaan di masa depan.

Jenis –jenis keputusan Organisasi

     Ditinjau dari struktur organisasi, jenis-jenis keputusan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
  • Keputusan administratif
    Adalah keputusan yang diambil oleh seorang administrator atau manajer puncak sebagai pucuk pimpinan organisasi. Keputusan ini bersifat umum dan menyeluruh, berfungsi sebagai landasan bagi kebijakan-kebijakan dan keputusan teknis operasional oleh organisasi secara keseluruhan.
  • Keputusan eksekutifAdalah keputusan yang diambil manajer eksekutif. Kedudukan manajer eksekutif secara umum berada diantara manajer administratif dan manajer operasional. Jadi tugas manajer eksekutif adalah menerjemahkan gagasan-gagasan manajer administratif dan mengkoordinasi fungsi-fungsi dalam organisasi untuk melaksanakan gagasan-gagasan tersebut.
  • Keputusan operasional
    Adalah keputusan yang diambil oleh seorang manajer operasioanl dalam rangka pelaksanaan gagasan, arahan, dan kebijakan manajer diatasnya disesuaikan dengan sistem koordinasi yang dikembangkan oleh manajer eksekutif.
     Dari sistem informasi pendukung keputusan, baik yang terotomasi maupun yang bersifat manual, pada dasarnya pembuat keputusan dapat mengambil banyak manfaat besar, antara lain:
  1. Pengambilan keputusan yang rasional
    Ialah proses pengambilan keputusan yang lebih menekankan pada pengujian alternatif tindakan berdasarkan fakta atau informasi yang jelas dan bukan hanya berlandaskan pada dugaan subjektif dan dorongan emosional. Akal sehat (common sense) memang sangat diperlukan di dalam pengambilan keputusan, tetapi pemakaian akal sehat itu hendaknya disertai dengan informasi, argumen, dan landasan yang jelas. Maka pengambilan keputusan rasional berproses melalui beberapa tahapan, antara lain: identifikasi dan perumusan masalah, rumusan alternatif pemecahan masalah, pertimbangan mengenai akibat dan konsekuensi yang mungkin terjadi, dan akhirnya pemilihan kebijakan atau strategi sesuai dengan tujuan.
  2. Peramalan (forecasting)
    Pengambilan keputusan dalam banyak hal menyangkut perencanaan atau persoalan-persoalan yang terjadi di masa yang akan datang. Data dan informasi yang tepat akan dapat menjadi landasan bagi tugas-tugas peramalan mengenai hal-hal yang akan terjadi. Tujuannya adalah mengendalikan apa yang mungkin terjadi sehingga keadaan yang tercipta sesuai dengan kehendak pengambil keputusan. Peramalan yang dihasilkan berdasarkan data dan informasi itu secara umum dapat dibedakan menjadi tiga yang berurutan menurut intensitas pemakaian informasinya, yaitu sebagai berikut:

    • Conjecture (konjektur, dugaan), peramalan yang lebih banyak menggunakan penilaian subjektif dan data kualitatif
    • Prediksi, peramalan yang menggunakan kerangka teori dan inferensi data sebagai landasan
    • Proyeksi, peramalan yang menggunakan ekstrapolasi kecenderungan (trend extrapolation) sebagai landasan
  3. Membandingkan alternatif tindakanData dan informasi yang baik akan merupakan landasan yang kuat untuk mengidentifikasi berbagai rangkaian tindakan yang dapat dilaksanakan. Selanjutnya pengambil keputusan dapat membandingkan alternatif tindakan mana yang paling mungkin dan paling tepat untuk dilaksanakan. Variasi teknik di dalam membuat keputusan optimal demikian banyak. Dan informasi yang lengkap akan memungkinkan pembuat keputusan untuk membuat berbagai bentuk simulasi hasil keputusan sebelum alternatif tindakan itu sendiri ditetapkan.
  4. Membuat analisis dampakInformasi pendukung keputusan akan bermanfaat untuk melakukan analisis dampak dari kebijakan-kebijakan yang hendak diterapkan. Yang perlu disadari oleh para pembuat keputusan, ialah bahwa dalam setiap pelaksanaan keputusan akan selalu terdapat implikasi terhadap kelompok masyarakat tertentu. Dengan demikian setiap dampak dari sebuah kebijakan baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung harus senantiasa mendapat perhatian dari pembuat keputusan.
  5. Membuat model
    Secara sederhana yang disebut pembuatan model (modelling) adalah upaya untuk menggambarkan realitas dengan menggunakan berbagai bentuk replika yang lebih padat dan yang lebih ringkas. Oleh karena itu model dapat berupa rumusan matematis, uraian verbal, presentasi grafis atau geometris, dan sebagainya. Sesuai dengan tingkat pengembalian keputusan, suatu model dapat berbentuk sederhana, hanya menggambarkan sebuah aspek atau komponen situasi, tetapi juga dapat berbentuk sangat kompleks jika akan diusahakan untuk menggambarkan sistem sosial ekonomi secara keseluruhan.
       Karena biasanya model relatif lebih ringkas dan mudah dipahami, model dapat dimanfaatkan untuk membantu peramalan, membandingkan alternatif tindakan yang bisa dilaksanakan, dan menggambarkan situasi permasalahan yang tengah dihadapi oleh pembuat keputusan.

   Keputusan yang dibuat oleh Organisasi
Kelebihannya antara lain :
  • Hasil pemikiran beberapa orang akan saling melengkapi
  • Pertimbangannya akan lebih matang
  • Jika ada kesalahan pada pengambilan keputusan tersebut, beban ditanggung secara bersama.
Kelemahannya antara lain :
  • Ada kemingkinan terjadi perbedaan pendapat
  • Biasanya memakan waktu lama dan berlarut-larut karena terjadi perdebatan-perdebatan
  • Rasa tanggung jawab masing-masing berkurang, dan ada kemungkinan saling melemparkan tanggung jawab jika terjadi kesalahan


Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurut Terry, yaitu :
  • Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
  • Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
  • Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih mementingkan kepentingan organisasi.
  • Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif tandingan.
  • Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah menjadi tindakan fisik.
  • Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama. 
  • Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
  • Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
  • Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai berikutnya.


Implikasi manajerial

      Dalam suatu organisasi besar, kecil atau perusahaan, dalam menyusun rencana kerja yang dapat melibatkan banyak pihak, baik pihak internal maupun eksternal seharusnya diambil dengan keputusan kesepakatan yaitu dengan menjalan kan koordinasi dalam menentukan keputusan.
     Dalam mengambil keputusan ada beberapa metode yakni kewenangan tanpa diskusi, pendapat ahli, kewenangan setelah diskusi, dan kesepakatan. Dalam hal genting atau terdesak seorang pimpinan dapat saja mengambil keputusan dengan metode kewenangan didasarkan oleh keadaan yang terdesak dan telah memikirkan dan mempertimbangkan keputusannya tersebut sehingga memperkecil kekacauan yang disebabkannya. Namun apabila dalam pengambilan keputusan suatu permasalahan yang rumit dan besar seperti perancangan rencana kerja dsb. Sebaiknya di gunakan metode kesepakan dengan koordinasi yang tepat agar hasilnya tepat, cepat, dan akurat sehingga pekerjaan atau yang lainnya dapat diselesaikan dengan baik dan tanpa masalah dan tidak mengundang kesalahpahaman di dalam organisasi.
     Contoh kasusnya suatu perusahaan diberikan kepercayaan untuk menjalankan suatu project yang berjalan selama satu bulan. Dan ternyata saat project sedang berjalan di tengah-tengah proses, terjadi permasalahan kekurangan personil untuk mengatasi project tersebut dan dikhawatirkan project tidak akan selesai pada tenggat waktu yang telah ditentukan dan waktunya semakin mepet, maka untuk memperlancar project tersebut pimpinan dapat memutuskan untuk menambahkan personilnya untuk memperlancar project tersebut walaupun akan ada pengeluaran tambahan untuk pengiriman personil tersebut bagi organisasi tersebut.


Sumber :
Konsep Pengambilan Keputusan untuk SIM-d_Santanamoza.htm
Peranan SIM dalam Pengambilan Keputusan dalam Pendidikan_Habibahsmart.htm
Sistim Pengambilan Keputusan_Tito Egy Abditama.htm
http://santimaya123.blogspot.com/2013/11/pengambilan-keputusan-berbasis-sim.html
http://adipsi.blogspot.com/2010/06/pengambilan-keputusan.html
http://nikotrileksono.tumblr.com/post/47086072101/pengambilan-keputusan-dalam-organisasi
http://www.academia.edu/5189671/Proses_Pengambilan_Keputusan_dalam_Budaya_Organisasi_Decision_Making_Process_in_Organizational_Culture_DISUSUN_OLEH_Abdur_Razzaq_EKM_Faradilla_EKM_Farah_Fandina_EKM_Panetir_Bungkes_EKA_

silahkan download filenya disini

Minggu, 10 Mei 2015

KONFLIK DPR DAN GUBERNUR

TUGAS KELOMPOK
ANALISA FAKTOR TERJADINYA KONFLIK 
DAN
STRATEGI PENYELESAIANNYA

ANGOTA KELOMPOK :
ARDIANSYAH (11113245)
JOVAN REGI (14113696)

KATA PENGANTAR

Asalamualaikum wr.wb               
Alhamdulillah kami  panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan pembuatan tugas kelompok makalah Analisa Faktor Terjadinya Konflik Dan Strategi Penyelesaiannya . Kiranya makalah ini masih sangat jauh dari kata kesempurnaan oleh karena itu kami menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi memperbaiki isi dari makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kepada pembaca serta ridho dari Allah SWT. Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehinggga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori Organisasi Umum 2 di Universitas Gunadarma. Dalam penyusunan makalah ini kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun sendiri maupun kepada pembaca umumnya. Kami mohon maaf apabila ada kekurangan maupun kesalahan pada penulisan makalah ini untuk itu kami berterimakasih apabila pembaca memberi saran atau kritikan kepada kami.

Bekasi,  April 2015

Penyusun

BAB I
Pendahuluan

Latar Belakang

Babak baru perseteruan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, dengan DPRD DKI Jakarta menyita perhatian masyarakat, khususnya para pengguna media sosial. Mereka beramai-ramai menggunakan tagar #SaveAhok untuk mendukung aksi pasang badan sang gubernur terkait keberadaan anggaran siluman sebesar Rp 12,1 triliun.
Terkait hal ini pun, pakar hukum tata negara, Refly Harun, menilai bahwa konflik antara Ahok dengan DPRD DKI Jakarta soal APBD tak lepas dari teknis administrasi dan politik. Ia pun mengibaratkan konflik tersebut seperti mangsa yang diincar oleh pemangsa.
“Ahok itu ibarat mangsa yang diincar terus oleh pemangsa,” ujar Refly, Kamis (26/2).
Refly mengatakan, dengan Ahok menyebut adanya dugaan anggaran siluman Rp 12,1 triliun yang diselipkan oleh oknum anggotan dewan, hal itu menjadi momentum DPRD untuk kembali bertikai dengan Ahok. Menurutnya, bila tidak terjadi masalah politik antara Ahok dan DPRD, masalah ini seharusnya dapat cepat diselesaikan.
“Namun, karena ada latar belakang seperti itu (permasalahan politik), ya jadi sulit, ditambah komunikasi Ahok yang keras. Jadi memang ibarat permainan, dan itulah Ahok selalu komunikasinya dengan keras, berbeda dengan Pak Jokowi,” tuturnya.
Refly pun menyarankan agar orang-orang yang terlibat menurunkan ego masing-masing. Termasuk juga suami Veronica itu, yang begitu berambisi membongkar oknum yang sedang bermain dengan anggaran tersebut.1.2. Rumusan Masalah

Maksud dan Tujuan    
Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini adalah :
  1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori Organisasi Umum 2
  2. Menganalisa faktor terjadinya konflik dan strategi penyelesaiannya
  3. Mahasiswa/i dapat memahami dan mengetahui permasalahan para pemimpin rakyat

     
BAB II
RUMUSAN MASALAH

  • hok dipercaya lebih jujur, punya integritas, dan berkomitmen memberantas korupsi disbanding anggota DPRD. Sepak terjang Ahok sejak menjadi wakil Gubernur yang terlihat tegas, berani, dan lugas dipercaya publik merupakan komitmen pribadinya untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih. Publik juga menilai track record Ahok yang selalu berani memulai sesuatu yang dinilainya benar.
  • Rendahnya kepercayaan publik terhadap anggota partai politik di DPRD. Publik memiliki kepercayaan yang rendah terhadap komitmen anggota partai politik untuk memperjuangkan kepentingan rakyat. Publik lebih percaya bahwa anggota partai hanya mementingkan kepentingan pribadi dan partainya. Dan publik percaya bahwa permainan anggaran di APBD digunakan anggota partai untuk mengumpulkan dana pribadi dan partai.
  • Publik percaya dengan informasi yang disampaikan Ahok soal “dana-dana siluman”.  Pernyataan Ahok soal “dana siluman” pembelian UPS yang totalnya bernilai 12 triliunan rupiah dipercaya publik kebenarannya. Publik percaya bahwa ada uang negara yang sengaja diotak-atik oleh pihak tertentu. Survei menunjukan bahwa 72.80 % publik percaya bahwa “dana siluman” yang disampaikan Ahok benar. 


BAB III
KONFLIK DPR DAN GUBERNUR

FAKTOR PENYEBAB KONFLIK
Penyebab konflik Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan DPRD secara perlahan mulai terkuak. Sebelum DPRD DKI Jakarta mengajukan hak angket kepada Ahok, mantan Bupati Belitung Timur itu membeberkan akar permasalahannya.
Ahok mengaku tidak ada masalah antaranya dirinya dengan DPRD. Asalkan, Ahok setuju dana Rp 12,1‎ triliun yang disebut anggaran siluman dimasukkan ke dalam APBD. Namun, Ahok tidak mau memasukkan anggaran Rp 12,1 triliun itu ke APBD. "Hati nurani saya enggak enak. Ini Rp 12,1 triliun banyak loh," ujarnya.
Mantan Bupati Belitung Timur menilai anggaran sebesar itu seharusnya bisa digunakan untuk membangun rrusun bagi masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai. Bukan malah digunakan untuk pengadaan Uninterruptible Power Supply (UPS). "Kalau kita kasih rusun yang baik kasih tempat usaha terus ada rumah sakit dan KJP buat anaknya kan hidup jadi lebih baik. Eh itu malah dipakai buat beli UPS enggak karuan," ucap Ahok.
Ahok mengaku rela melepas jabatannya sebagai Gubernur daripada memasukkan anggaran Rp 12,1 triliun ke APBD. "Bagi saya itu pencurian tidak pantas, kita butuh rusun lebih banyak, masih banyak orang susah. 48 persen sekolah di DKI buruk bangunannya," tandasnya

ADANYA KONFLIK

Karna adanya ketidak transparan dana apbd yang ada antara dprd dan gubernur saling lempar melempar kesalahan saling  tidak mau mengalah hal ini terjadi karna ada kelompok-kelompok tertentu atau individu yang ingin memperkaya diri dan memanfaatkan wewenang yang ada hal ini merupakan kejahatan korupsi hal yang membuat rakyat geram dan tidak percaya kepada pemerintah yang ada hal ini harus segera di selesaikan oleh pihak pihak berbadan hukum polisi dan kpk harus bekerja sama untuk mengusut kasus yang sedang terjadi antara DPR dan KPK dana yang sudah di perhitungkan di rencanakan dan di keluarkan untuk penyedian UPS di sekolah-sekolah harus di usut agar UPS yang sudah di rencanakan untuk sekolah-sekolah segera cepat selesai dan terlaksana dengan  baik.

STRAGI PENYELESAIANNYA

Dalam kasus ini sulit untuk di selesaikan karna semua ingin di anggap benar tetapi apa bila ada kerjasama yang baik bisa di lakukan beberapa hal untuk mengakhirinya
  • Adanya pengakuan dari individu tertentu yang melakaukan korupsi.
  • Harus di lakukan penyelidikan khusus antara DPRD dan Gubernur DKI Jakarta.
  • Harus adanya sikap pemimpin yang bekerja tanpa harus memperkaya diri dengan jabatan yang ada.
  • Badan hukum yang berwenang harus netral/tidak berpihak pada DPRD atau Gubernur.
  • Pemerintah Pusat harus membuat tim khusus penyelidikan agar cepat selesai masalah antara Gubernur dan DPRD.
  • Adanya hukum yang memberatkan koruptor agar pemimpin yang sudah ada, tidak berani untuk melakukan tindakan korupsi.



BAB IV
PENUTUP

Kami dari kelompok 9 mengucapkan alhamdulilah karena tugas Teori Organisasi Umum 2 dapat terselesaikan. Setelah kita menjabarkan mulai dari faktor terjadinya konflik sampai strategi penyelesaiannya dapat disimpulkan. Karna adanya ketidak transparan dana apbd yang ada antara DPRD dan Gubernur saling melempar-lempar kesalahan, saling  tidak mau mengalah hal ini terjadi karna ada kelompok-kelompok tertentu atau individu yang ingin memperkaya diri dan memanfaatkan wewenang yang ada, penyelesaiannya adalah dengan cara Pemerintah Pusat harus membuat tim khusus penyelidikan agar cepat selesai masalah antara Gubernur dan DPRD, dan adanya harus adanya sikap pemimpin yang bekerja tanpa harus memperkaya diri dengan jabatan yang ada. Demikianlah pembahsana makalah tentang Analisa Faktor Terjadinya Konflik Dan Strategi Penyelesaiannya. Apabila Ada kesalahan , kami dari kelompok 9 minta maaf yang sebesar-besarnya. 
Wasalamualaikum wr.wb

SUMBER:

UNTUK DOWNLOAD PDF-NYA SILAKAN KLIK DISINI

Senin, 16 Maret 2015

KOMUNIKASI


KOMUNIKASI

1. PENGERTIAN DAN ARTI PENTING KOMUNIKASI

PENGERTIAN KOMUNIKASI

    Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Jadi, Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.

ARTI PENTING KOMUNIKASI


    Komunikasi itu penting, semua orang tahu, karena ini merupakan basic instinct dari setiap makhluk hidup. Setiap makhluk punya cara komunikasi masing-masing, setiap manusia pun tak lepas dari cara dia melakukan komunikasi. Kita tak bisa membeda-bedakan bahasa, suku, adat, kebiasaan, tradisi maupun agama karena pada dasarnya berkomunikasi, menyampaikan pesan itu asal dilakukan dengan baik dan benar, serta dalam keadaan saling terbuka, fikiran jernih tanpa sentimen dan perasaan negatif, pasti maksud yang ingin disampaikan dapat diterima.

Komunikasi yang baik pada umumnya mempunyai ciri :
  1. Pesan yang disampaikan jelas.
     
  2. Penerimaan warta dalam situasi yang tepat / siap.
     
  3. Cara yang digunakan effisien

2. JENIS DAN PROSES KOMUNIKASI

 
    Contoh model komunikasi yang sederhana digambarkan dibawah ini :

Pengirim—>Berita—>Penerima

    Jika salah satu elemen komunikasi tidak ada maka komunikasi tidak akan berjalan. Ada komponen-komponen dalam komunikasi antara lain :
  • Pengirim(Sender=Sumber) adalah seseorang yang mempunyai kebutuhan atau informasi serta mempunyai kepentinga mengkomunikasikan kepada orang lain.
     
  • Pengkodean (Encoding) adalah pengirim mengkodean informasi yang akan disampaikan ke dalam symbol atau isyarat.
     
  • Pesan (Massage), pesan dapat dalam segala bentuk biasanya dapat dirasakan atau dimengerti satu atau lebih dari indra penerima.
     
  • Saluran (Chanel) adalah cara mentrasmisikan pesan, misal kertas untuk surat, udara untuk kata-kata yang diucapkan.
     
  • Penerima (Recaiver) adalah orang yang menafsirkan pesan penerima, jika pesan tidak disampaikan kepada penerima maka komunikasi tidak akan terjadi.
     
  • Penafsiran kode (Decoding) adalah proses dimana penerima menafsirkan pesan dan menterjemahkan menjadi informasi yang berarti baginya. Jika semakin tepat penafsiran penerima terhadap pesan yang dimaksudkan oleh penerima, Maka semakin efektif komunikasi yang terjadi.
     
  •  Umpan balik (Feedback) adalah pembalikan dari proses komunikasi dimana reaksi kominikasi pengirim dinyatakan.

    Didalam organisasi sangat membutuhkan komunikasi. Adapun jenis- jenis komunikasi dalam organisasai antara lain :
  1. Komunikasi formal vs informal
     
        Komunikasi formal adalah komunikasi yang mengikuti rantai komando yang dicapai oleh hirarki wewenang. Komunikasi informal adalah komunikasi yang terjadi diluar dan tidak tergantung pada herarki wewenang. Komunikasi informal ini timbul karena adanya berbagai maksud, yaitu
     
    • Pemuasan kebutuhan manusiawi,
       
    • Perlawanan terhadap pengaruh yang monoton dan membosankan,
       
    • Keinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lain,
       
    • Sumber informasi hubungan pekerjaan.
       
         Jenis lain dari komunikasi informasi adalah dasas-desus yang secara resmi tidak setuju. Desas-desus ini juga mempunyai peranan fungsional sebagai alat komunikasi tambahan bagi organisasi.
     
  2. Komunikasi ke bawah vs komunikasi ke atas vs komunikasi lateral
     
         Komunikasi kebawah mengalir dari peringkat atas ke bawah dalam herarki. Komunikasi ke atas adalah berita yang mengalir darin peringkat bawah ke atas atas suatu organisasi. Komunikasi lateral adalah sejajar antara mereka yang berada tingkat satu wewenang.
     
  3. Komunikasi satu arah dan dua arah

         Komunikasi satu arah, pengirim berita berkomunikasi tanpa meminta umpan balik, sedangkan komunikasi dua arah adalah penerima dapat dan memberi umpan balik.
    Bagaimanapun juga keefektifan komunikasi organisasi dipengaruhi beberapa factor diantaranya :
  • Saluran komunikasi formal
     
  • Sruktur wewenang
    Dalam organisasi dimana perbedaan stasus dan kekuasaan akan mempengaruhi isi komunikasi.
  • Spesialis jabatan

    Anggota organisasi yang sama akan menggunakan istilah-istilah, tujuan, tugas, waktu, dan gaya yang sama dalam berkomonikasi.
Pemilikan informasi
 
    Berarti individu memunyai informasi dan pengetahuan yang khas mengenai tugasnya.
Dari pengamatan yang ada, bentuk-bentuk jaringan komunikasi dikelompokan ke dalam beberapa bentuk diantaranya bentuk lingkaran, diagonal, lateral, rantai, huruf Y, dan bintang.

3. KOMUNIKASI YANG EFEKTIF


    Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses komunikasi. Komunikasi efektif adalah tersampaikannya gagasan, pesan dan perasaan dengan cara yang baik dalam kontak sosial yang baik pula. komunikasi yang pada prosesnya dapat menghasilkan persepsi, perilaku dan pemahaman yg berubah menjadi sama antara komunikator dan komunikan dapat diperoleh.

    Tujuan dari Komunikasi Efektif sebenarnya adalah memberi kan kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi informasi dan penerima informasi sehingga bahasa yang digunakan oleh pemberi informsi lebih jelas dan lengkap, serta dapat dimengerti dan dipahami dengan baik oleh penerima informasi, atau komunikan. tujuan lain dari Komunikasi Efektif adalah agar pengiriman informasi dan umpan balik atau feed back dapat seinbang sehingga tidak terjadi monoton. Selain itu komunikasi efektif dapat melatih penggunaan bahasa nonverbal secara baik.
 
     Menurut Mc. Crosky Larson dan Knapp mengatakan bahwa komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan (accuracy) yang paling tinggi derajatnya antara komunikator dan komunikan dalam setiap komunikasi. Komunikasi yang lebih efektif terjadi apabila komunikator dan komunikan terdapat persamaan dalam pengertian, sikap dan bahasa. Komunikasi dapat dikatakan efektif apa bila komunikasi yang dilakukan dimana :
  1. Pesan dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana yang dimaksud oleh pengirimnya.
     
  2. Pesan yang disampaikan oleh pengirim dapat disetujui oleh penerima dan ditindaklanjuti dengan perbuatan yang diminati oleh pengirim.
     
  3. Tidak ada hambatan yang berarti untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk menindaklanjuti pesan yang dikirim.
    Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Setidaknya terdapat lima aspek yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif, yaitu :
  • Kejelasan

        Hal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi harus menggunakan bahasa dan mengemas informasi secara jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh komunikan.
  • Ketepatan

        Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran informasi yang disampaikan.
     
  • Konteks

         Konteks atau sering disebut dengan situasi, maksudnya adalah bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.
     
  • Alur

        Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap
     
  • Budaya

        Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan dengan tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi. (Endang Lestari G : 2003)

4. IMPLIKASI MANAJERIAL


    Implikasi Manajerial, menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kata Implikasi berarti akibat. Kata Implikasi sendiri dapat merujuk ke beberapa aspek yaitu salah satunya yang dibahas saat ini adalah manajerial atau manajemen
    Dalam manajemen terdapat 2 implikasi yaitu :

  • Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan representasi, perencanaan kerja dan formulasi kebijakan
     
  • Implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan
     
 Dipersilahkan DOWNLOAD Pdf-nya disini
 

SUMBER :