Mata Kuliah : Ilmu
Sosial Dasar
Dosen : Muhammad
Burhan Amin
Topik Makalah/Tulisan
Masalah Sosial Pengemis Musiman
Kelas : 1-KA28
Tanggal
Penyerahan Makalah : 25 November 2013
Tanggal Upload
Makalah : 26 November 2013
P E R N Y A T A A N
Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan
dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari
tim / pihak lain.
Apabila
terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100
untuk mata kuliah ini.
P e n y u s u n
N P M
|
Nama
Lengkap
|
Tanda
Tangan
|
11113245
|
ARDIANSYAH
|
Program Sarjana Sistem Informasi
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga
saya berhasi menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya, yan berjudul
“MASALAH SOSIAL PENGEMIS MUSIMAN”.
Makalah ini berisikan hal-hal yang
berkaitan tentang masalah sosial pengemis musiman yang terjadi di masyarakat,
yang lebih khususnya membahas kelemahan,kekuatan, tantangan / hambatan serta
peluang terjadinya peran masalah sosial tersebut.
Saya menyadari bahwa makaklah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karna itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu saya harapkan kesempurnaan makalah ini
Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita, Amin
DAFTAR ISI
COVER JUDUL .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DATAR ISI........................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG................................................................................................. 1
1.2. TUJUAN...................................................................................................................... 1
1.3. SASARAN................................................................................................................... 1
BAB II PERMASALAHAN
2.1. KEKUATAN............................................................................................................... 2
2.2. KELEMAHAN............................................................................................................ 2
2.3. PELUANG................................................................................................................... 2
2.4. TANTANGAN............................................................................................................ 3
BAB III PENUTUP
3.1. KESIMPULAN........................................................................................................... 4
3.2. REKOMENDASI........................................................................................................ 5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengemis seringkali dianggap sebagai
“sampah masyarakat”, karena baik pemerintah maupun masyarakat merasa terganggu
oleh kehadiran mereka yang lalu lalang di perempatan lalu lintas, di pinggir
jalan, di sekitar gedung perkantoran, pertokoan, dan banyak tempat-tempat lain
yang seringkali di jadikan tempat beroperasi. Belakangan ini pengemis,
pengamen, dan gelandangan semakin banyak berkeliaran di jalanan, terutama di
Jakarta dan kota-kota besar lainnya, termasuk kota Malang. Di kota Malang
sendiri misalnya, mereka beroperasi di perempatan atau pertigaan jalan, di
pinggir jalan dan di sekitar terminal. Pemuda, remaja, pasangan suami-istri,
anak-anak, dan perempuan renta semakin menyesaki ruang publik kita. Itulah yang
menyebabkan sebagian besar dari kita merasa sangat terganggu dengan keberadaan
mereka yang hampir ada dimana-mana dan membuat kita merasa tidak nyaman.
Mungkin hal-hal tersebut yang akhirnya membuat pemerintah dan masyarakat
menganggap mereka sebagai “sampah masyarakat”. Sering kita melihat Satuan
Polisi Pamong Praja (Satpol PP) merazia Pengemis dan Gelandangan untuk dibawa
ke Dinas Sosial dengan alasan dan dalih untuk ‘Di Bina dan Dididik’ secara baik
sehingga mereka tidak kembali ke jalan lagi. Pada saat kita pergi kita sering
melihat banyak pengemis, pengamen, dan lain-lain.
Hal Itu merupakan salah satu akibat
dari kemiskinan. Kemiskinan memang saat ini masih belum ada solusinya, tetapi
tampaknya Pemerintah masih belum maksimal dalam menangani masalah kemiskinan.
Dan itu bukan hanya salah Pemerintah saja tetapi kita juga harus dapat
mengatasii kemiskinan tersebut, karena untuk mengubah kemiskinan harus
dibutuhkan mental yang bagus. Kemiskinan memang dapat mengganggu kesejahteraan
masyarakat, dan itu sangat tampak dari semakin banyaknya pengemis dan pengamen
jalanan dimana-mana yang kadang mengganggu kenyamanan kita. Mungkin kemiskinan
terjadi karena tidak dapat membiayai kehidupan secara langsung. Dan itulah yang
terjadi sekarang ini, bahwa kemiskinan sekarang ada dimana-mana dan menyebabkan
semakin bertambahnya ‘sampah masyarakat’.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisa makalah
ini adalah sebagai berikut.
- Untuk
mengetahui setiap karakter individu pengemis.
- Untuk
mengetahui apa saja faktor yang menyebabkan mengemis.
- Untuk mengetahui dampak-dampak yang terjadi sebagai akibat pengemis jalanan.
1.3 Sasaran
Sasaran yang di tunjukan untuk poko
materi yang dibahas dalam materi ini yaitu semua masyarakat atau orang-orang
untuk mulai peduli dengan lingkungan sosialnya..
BAB II
PERMASALAHAN
2.1
Strength (Kekuatan)
a.
Krisis
ekonomi: Gejolak perekonomian Indonesia yang sangat dipengaruhi oleh pihak luar
membuat krisis ekonomi dan nometer yang berkepanjangan beberapa tahun yang lalu
menyebabkan banyaknya perusahaan yang melakukan pemutusan kerja, menjadikan
alasan untuk meminta-minta di jalanan dan mengemis.
b.
Pemenuhan
kebutuhan: Semakin besar usaha yang mereka lakukan mencari uang, maka semakin
besar pula uang yang mereka peroleh untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
c.
Keterbatasan
pendidikan dan skill: Banyak dari mereka yang tidak memiliki skill untuk
bersaing dalam mendapatkan penghidupan di perkotaan.
d.
Munculnya
jiwa sosial: Rasa iba dan kasihan ketika melihat para pengemis jalanan
menghabiskan waktu mereka untuk mencari nafkah membuat jiwasosial seseorang
akan muncul untukmembantu mengurangi beban hidup pengemis jalanan.
2.2 Weakness (Kelemahan)
a.
Meningkatkan
jumlah kriminalitas: Demangan semakin sulitnya mendapatkan uang mereka pun tak
segan-segam memaksa meminta uang.
b.
Meningkatnya
ketergantungan: Dengan kemudahan mereka mendapatkan uang menyebabkan timbulnya
rasa ketergantungan mereka.
c.
Mudah
datangnya penyakit: Kebiasaan mereka yang hidup di jalan adalah kebiasaan yang
sangat tidak baik untuk dirinya maupun lingkungan sekitarnya.
d.
Tidak
memiliki pendidikan yang layak: Semakin lama mereka melakukan kegiatan ini
mereka semakin nyaman dan tidak ingin untuk mendapatkan pendidikan yang
semestinya didapatkan.
2.3 Oppurtinity (Peluang)
a.
Mudahya
mendapatka uang: Dengan mereka hanya bermodalkan dengkul atau hanya nekad
dijalan pun mereka bisa mendapatkan belaskasihan dari orang.
b.
Populasi
masyarakat: Populasi masyarakat yang relatif besar merupakan modal dasar SDM
bagi pembangunan.
c.
Pendidikan
yang terus dibangun oleh pemerintah akan meningkatkan kualitas penduduk
Indonesia.
d.
Penegakan
supermasi hukum: penegakan supermasi hukum yang terus ditingkatkan pemerintah
dapat membangun kebersamaan di tengah-tengah masyarakat.
2.4 Threats (Hambatan)
a.
Kejar-kejaran dengan petugas: Dengan
diberlakukannya peraturan oleh pemerintah untuk ketertiban maka ditugaskan para
satpol pp untuk menanngkap dan merazia para pengemis.
b.
Pungutan liar: Dengan mereka bekerja
dijalan mereka akan menerima konsekuensi, mereka yang kuat mereka berkuasa.
c.
Malu: Tidak semua pengemis merasa tidak malu,
mereka sebenarnya malu melakukan kegiatan meminta-minta dijalan.
d.
Buruknya pandangan masyarakat: Pandangan
masyarakat terhadap penampilan dan prilaku pengemis jalanan yang tidak sopan membuat
sebagian masyarakat menjauhi mereka.
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
3.1 Kesimpulan
a.
Keterbatasan
pendidikan dan skill: Banyak dari mereka yang tidak memiliki skill untuk
bersaing dalam mendapatkan penghidupan di perkotaan.
b.
Meningkatnya
ketergantungan: Dengan kemudahan mereka mendapatkan uang menyebabkan timbulnya
rasa ketergantungan mereka.
c.
Pendidikan
yang terus dibangun oleh pemerintah akan meningkatkan kualitas penduduk
Indonesia.
d.
Kejar-kejaran dengan petugas: Dengan
diberlakukannya peraturan oleh pemerintah untuk ketertiban maka ditugaskan para
satpol pp untuk menanngkap dan merazia para pengemis.
3.2 Rekomdendasi
a.
Keterbatasan pendidikan
dan skill bukanlah halangan dari mereka untuk meminta-minta dan mereka haruh mengasah
skill mereka sendiri untuk bersaing di tengah masyarakat untuk bersaing dalam mendapatkan
penghidupan di pekotaan.
b.
Meningkatkan ketergantungan
para pengemis harus ditinggalkan dengan cara, jangan memberikan uang dengan mudah
kepada mereka yang akan menyebabkan timbulnya rasa ketergantungan mereka kepada
orang untuk memberi.
c.
Memudahkan mendapatkan
uang bukan berarti dengan mereka hanya bermodalkan dengkul atau hanya nekad dijalan
saja mereka bisa mendapatkan belaskasihandari orang yang berupa uang dan lain-lain
tapi bengan uasaha dan kerja keras mereka untuk mendapatkan uang.
d.
Kejar-kejaran
dengan etugas bukanlah solusi yang baik untuk membersihkan para pengemis yang melanggar
peraturan, seharusnya mereka diberikan sosialisasi untuk mendapatkan pelatihan skill,
guna mendapatkan pekerjaan yang layak.
REFERENSI
1.
http://sadewasite7.wordpress.com/2011/10/14/268/
2.
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/10/urbanisasi-pasca-lebaran/
3.
http://id.wikipedia.org/wiki/Urbanisasi
4.
http://anca45-kumpulan-makalah.blogspot.com/2011/11/urbanisasi-dampak-dan-strategi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar